CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5, Hasrat-Bispak14 Ke-2  payudaraku nyata sudah memulai tampak oleh Wawan serta Suwito yang saat ini jadi menelan ludah. Saya lagi turunkan handuk ini sampai ujung atas bibir vaginaku yang udah berkali kali berisi penis mereka itu terpajang di depan mereka.

Wawan serta Suwito terus melotot melihati badanku, hingga mata mereka seperti keluar tempatnya. Saya kian semangat memikat mereka, dan pada situasi telanjang bundar sesuai ini, perlahan-lahan saya mengubah badanku, lalu saya ambil langkah ke almari bajuku dengan kaki tersilang seperti seorang bentuk yang berjalan dalam atas catwalk.

Saya ambil bra dan celana dalamku dari almari bajuku, menyengaja kupilih bra yang mempunyai ukuran amat kecil pada semuanya punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, dan saya ambil langkah ke situ dengan model seperti barusan sembari mengerling nakal dari mereka.

Selanjutnya saya berniat berlambat lamban memakai bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… marilah non… membuka dong…", saya dengar suara Wawan dan Suwito di luar yang meminta memohon dengan muka porno mereka itu.

Tidak tahu apa yang mereka meminta untuk dibuka, bra yang udah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang benar saya mustahil pengen menyetujui permintaan mereka.

Serta dalam hati saya marah-marah, disini saya dapat dengar ujaran mereka yang gak sangat keras itu secara terang, namun barusan itu mereka bergaya gak mendengarku. Jadi saya menetapkan untuk bikin mereka kian haus serta lapar akan badanku, toh saya aman aman saja di sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal ke mereka berdua. Saya terus memakai celana dalamku, serta seperti barusan, saya berlambat lamban meningkatkan celana dalamku melalui ke-2  pahaku, hingga kemudian celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seolah saya pengin menunjukkan badanku dengan terang dari mereka semua.  Seterusnya saya mengusung ke-2  tanganku, pejamkan mataku serta memutar badanku seolah tengah menari.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam korden jendela kamarku serta tutup beberapa badanku dengan tirai itu, sembari mengerling nakal menuju mereka bertiga.

"Telah, saya pengen tidur!", saya berucap dengan suara keras, lalu saya tutup gordin jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli mengayalkan tidak tahu sekesal apa Wawan dan Suwito kini padaku. Kudengar dobrakan gebrakan kecil di jendela kamarku, namun saya pastinya tidak pengin menyikapi seluruhnya.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku untuk keringkan rambutku dengan hair dryer. Pada saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak seringkali, ternyata mereka telah terbakar gairah dan memaksakan masuk ke sini untuk mendapatku, meniduriku dan melumat habis badanku.

Jantungku berdetak kuat, serta saya jadi sedikit tegang juga.  Namun saya coba tenang. Saya tahu saya akan aman di kamarku, mereka gak bakal berani melakukan perbuatan lebih jauh seperti menggempur pintu kamarku ini. Seusai rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut serta nyaman, saya memilih untuk selekasnya tidur siang.

Saya gak ingin tidur kelamaan, karenanya saya menyetel weker biar berdering pada pukul lima sore kelak. Lantas dengan kenakan bra serta celana dalam seperti berikut, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup susah saya usaha buat selekasnya tertidur. Andy selalu ada di hadapanku tiap-tiap saya pejamkan mataku. Kalaupun saya buka mataku, saya jadi ingin malam selekasnya datang dan memikirkan begitu senangnya saya nanti Andy mengontakku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, dan tidak tahu berapakah lama lantas baru saya pada akhirnya dapat tertidur.

VI. Sakit hati Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore sewaktu saya telah terjaga dari tidur siangku. Namun rasa lelah dan pegal yang menganiaya badanku sepanjang tiga ini hari udah menyusut banyak. Dan saya telah tersenyum senyuman kembali sebab bayang-bayang Andy telah kembali isikan hatiku.

"Non… non…", kudengar suara Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku khawatir.

"Ada tukang surat yang memohon tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, sesaat", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, dan udara dingin AC kamarku langsung melanda badanku yang cuman berbalut bra dan celana dalam saja. Saya menggigil sebentar dan langsung lari ke dalam lemari bajuku, lalu saya selekasnya memakai busana rumah ala-ala kandungannya.

"Aduh… genting deh…", saya mengeluhkan dengan cemas.

Saya melihat dari balik gordin jendela kamarku, Kedengarannya Wawan serta Suwito telah tidak di muka jendela kamarku. Tidak tahu berada pada mana mereka saat ini, tidak boleh jangan mereka sedang nungguin saya di muka pintu kamarku.

Karenanya dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, dan saya cuman dapat memandang Sulikah yang tungguku.

"Mbak, mesti saya ya yang tanda-tangan?", saya ajukan pertanyaan dengan impian jawabnya tidak.

"Kata tukang suratnya sich mesti non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya mau biarkan tukang surat itu pergi, namun saya tidak pengin nanti saya jadi makin ribet kalaupun rupanya yang bakal dikatakan tukang surat itu suatu hal yang perlu. Mau tak mau saya meniti dampak ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, dan dengan ingin harap risau saya melihat apa mereka ada pada sekitaran sini.

"Mbak, mereka berada pada mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich berada pada kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sembari tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang menyaksikan anak majikannya takut dapat digagahi, bukan kasihan, jadi senyuman senyuman semacam ini. Saya sedikit geram di Sulikah, namun saya tidak berbicara apa apa dan selekasnya turun ke arah pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku di saat saya udah ada dalam hadapan pengantar itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman buat mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata loper itu sekalian memberi suatu amplop padaku, yang rupanya didalamnya Diskon Card dari restaurant pujaan Jenny, berikut dengan suatu tandanya terima dan pulpen padaku.

"Oh ya, terimakasih pak", saya berucap suka dan menanda menangani pertanda terima itu, lalu saya masuk ke dengan girang.

Bermakna esok atau Senin saya dapat ekspos di Jenny dan Sherly, saya lebih dulu yang memperoleh Potongan harga Card ini. Dan saya akan membayari mereka berdua di situ untuk bikin mereka bertambah kecewa padaku :p

Tetapi jantungku hampir stop waktu di garasi saya menyaksikan Suwito langsung memburuku dengan cakepg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan mengelak bekukan Suwito, dan saya lari ke dengan was-was, mengharap saya sempat masuk ke kamarku serta mengancing pintu.

"Tidak mesti lari non, buang waktu saja", sindir Suwito sembari ketawa, serta dia mulai melafalkanrku, membuatku kian ketakutan serta saya lagi lari mengarah tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit seram saat tiba-tiba Wawan tampak dari balik tangga, dan saya menghindari sebisaku di saat Wawan pula ingin tangkapku.

Saya tidak dapat ke tangga, pula gak dapat lari ke luar. Saya lari ke ruangan tamu, namun perlahan-lahan mereka justru membuatku tertekan di sofa area tamu. Saya jadi ngotot serta melompati meja di tempat tamu ini, lalu saya punya maksud larikan diri ke ruangan keluarga.

Tetapi mereka lebih semakin cepat mengadangku, dan lagi mengungkungku sampai saya kembali tertekan, terkepung di grandfather clock yang terpasang di tempat tamu ini.

"Telah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang tambah merapat serta siap-siap membekukku.

"Waktunya non berserah dan main main sama kami", Suwito menambah sembari tersenyum asusila.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

Jantungku berdegap bertambah cepat. Saya tahu saya gak boleh hingga sampai ketangkap mereka. Sebab mereka berdua yang tentu kedepan bakal ditambah lagi pak Bijakin, pasti akan meniduriku hingga mereka senang menyelesaikan sakit hati birahi mereka padaku.

"Ko… kok telah pulang?", kataku sembari arahkan penglihatanku ke pintu inti tempat keluarga yang dilihat disini.

Wawan dan Suwito langsung menengok mengarah pintu, tentu mereka kaget 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan kali ini langsung kugunakan buat larikan diri ke arah tempat keluarga, serta saya lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang lalu langsung melafalkanrku.

"Tak boleh lari non!", hebat Wawan yang turut mengartikulasikanrku.

Saya mati matian lari segera mungkin tuju tangga, serta keliatannya saya memang lebih semakin cepat pada mereka. Saya lagi ke arah ke kamarku, serta saya sukses menutup pintu kamarku cocok saat sebelum handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku ibaratnya dapat lepas. Tentu Wawan serta Suwito sedang usaha buka pintu kamarku. Tetapi saya  sadar jika saya telah aman dalam kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan suka.

Lega sekali rasanya saya dapat bebas dari 2 maniak itu. Bukan saya gak pengin layani mereka, saya cuman pengin simpan tenagaku ini hari, amat tidaklah sampai saya usai telpon dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat gara-gara barusan lari dengan semaksimal mungkin seperti barusan. Napasku pula sedikit tidak teratur serta badanku sedikit gemetaran, namun sekarang semua aman. Serta saya pikir kalau merendam di air hangat kemungkinan dapat turunkan kegentinganku.

Jadi saya ambil satu set busana tukar komplet dengan bra serta celana dalam dari almari bajuku, dan saya ambil langkah ke kamar mandiku. Tidak lupa saya membawa juga handuk yang terkait di muka wastafel, dan saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan waktu saya lihat pak Bijakin yang ada pada kamar mandiku, tidak tahu mulai sejak kapan dia ada dalam sini.

Lembar buat lembar kemeja yang kubawa berguguran ke lantai kamarku saat saya mundur mundur sembari menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Bijakin mulai dekatiku.

"Pak… gak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, namun kondisi ini tetap, pak Bijaksanain terus dekatiku.

Saya lebih cemas, gak tahu mesti lari ke mana. Namun saya masih memiliki asa. Asal saya dapat mempermainkan pak Bijaksanain sampai saya dapat lari ke kamar mandi di kamarku ini serta mengancing pintunya, barangkali saya bisa selamat, sekurangnya untuk beberapa waktu.

"Pak… ya telah Eliza pengen sama pak Bijakin saja, namun tak boleh panggil lainnya ya", saya berencana merengek-rengek dengan manja dan saat ini saya jadi merapat mengarah pak Bijakin.

Saya akan menarik kaus yang kukenakan ini, tetapi saya hentikan niatku saat pak Bijakin yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini malahan buka gordin kamarku yang memang benar ada di dekatnya.

Saya udah patah semangat, keinginanku sirna betul-betul saat saya memandang kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Bijakin, karenanya memiliki arti jalan masuk ke kamarku terbuka untuk Wawan serta Suwito.

Saya tidak mungkin memiliki cukup waktu buat larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, sebab pada saat saya memutar kunci pintu kamarku, pak Berbudiin sudah pasti membekukku.

"Saya sich puas senang saja non jika dapat ngeseks sama non sendirian, hanya saya tidak sedap sama Wawan serta Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan lantaran mereka pula", kata pak Bijaksanain yang sekarang kembali merapat ke arahku.

Saya sangat kecewa dengar ujaran pak Bijaksanain, yang benar-benar betul itu. Bila dahulu Wawan dan Suwito tak mengawali kekurang tuntunan mereka kepadaku, belum pasti pak Berbudiin dapat turut nikmati badanku dengan mereka.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

Lebih kembali, belumlah pasti saya mesti jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri mulai sejak tahun akhir 2004 tempo hari.

Tetapi tidak ada waktu untukku buat mengenang waktu kemarin.  Saya sadar kini pak Bijakin telah dekat sekali, dan saya sempat mengelak ke belakang untuk mengelit saat pak Berbudiin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, saat ini saya sungguh-sungguh berasa dapat ditiduri.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Marilah bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek tidak, saiki kene lak ngaplo maneh? Namun saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes gak buko. Wedine non Eliza mlebu lan mengumpet nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Bijakin ke bahasa Suroboyoan dari mereka, serta pak Bijakin lagi dekatiku.

Buat yang gak ketahui perbincangan mereka yang memanfaatkan bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan menanyakan apa pak Bijaksanain ada pada dalam kamarku, serta memerintah pak Bijaksanain buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Bijakin menyetujui bila dia ada pada dalam sini, sekalian menyenangkan diri lantaran dia barusan menanti di kamar mandiku. Jika tak, kini mereka jelas kembali tidak bekerja. Tetapi pak Bijakin memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya telah dibuka olehnya, sebab pak Berbudiin was-was saya bakal masuk serta sembunyi di kamar mandiku saat dia buka pintu kamarku untuk Wawan.

Disamping itu pak Bijakin  memohon Suwito untuk menanti di muka pintu kamarku, sampai Wawan buka pintu kamarku untuk dirinya. Dengan demikian saya tidak mungkin dapat larikan diri melalui mana saja, lantaran seluruh jalan keluar kamarku telah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Nyata-nyata hilang ingatan, pak Bijakin sampai telah bikin kiat sesuai ini buat tangkapku, dan betul-betul mereka sukses membuatku terkepung di kamarku sendiri. Tidak tahu bagaimana dia dapat memikir masalah ini, yang terang saat ini saya telah tak dapat melakukan hal apa manalagi, dan saya tinggal tunggu waktu saat sebelum badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… gak boleh paak…", saya menjerit waktu ke-2  tanganku telah ketangkap pak Bijakin yang tiba-tiba membekukku, dan saya benar-benar tidak sempat mengelit karena semangatku telah redup.

Saya mulai coba meronta, tetapi seluruhnya buang waktu saja. Apalah makna tenagaku, seorang gadis yang imut kalaupun ketimbang dengan pak Berbudiin yang mempunyai tubuh tegap serta kekar itu?

Tidak beberapa lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia mengamankannya. Gordin itu pula ditutup olehnya.

"Pandai kowe Fin", kata Wawan yang kelihatan begitu suka dengan kesuksesan kiat pak Berbudiin.

Lalu Wawan melangkah menjurus pintu kamarku, sekalian menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, dan dia buka pintu kamarku buat Suwito. Mereka berdua sama-sama tos dengan semangat, membuatku lebih lemas menyaksikan ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Diawali
Lengkaplah ke-3  pejantan yang akan lekas melumat badanku buat melepaskan marah mereka padaku. Entahlah mereka akan menghajarku semacam apa, saya tidak berani mengayalkan nasibku dapat seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta saat Wawan dan Suwito dekatiku sembari menyeringai. Meski sebetulnya mereka berkali-kali nikmati badanku, tetap waktu ini saya takut takut memandang tatapan mereka yang seperti pengin menelanku bundar bulat.

Saya lagi coba melepas ke-2  tanganku dari genggaman tangan pak Bijakin.

"Jangan… tak boleh sekarang… esok saja… gak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas udah melumat bibirku.

Saat saya mendesah rintih hingga akhirnya megap megap sebab kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku udah dilorotkan.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

Saya gak menyaksikan siapakah yang melaksanakannya, tetapi dengan pak Berbudiin yang mencekram ke-2  tanganku dan Suwito yang masih tetap memagut bibirku, saya tahu pelaksananya pastinya Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, serta selanjutnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh hasrat.

Saya mulai melemas, dan waktu pak Bijaksanain membebaskan cekamannya pada tangan kananku, saya telah sangat kacau balau untuk memanfaatkan tangan kananku tidak tahu buat menggerakkan Suwito masih yang repot melumat bibirku, atau Wawan yang tetap memagut bibir vaginaku. Apalagi tenaga pada tangan kananku ini rasanya amblas entahlah ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta serta merengek-rengek waktu Suwito melepas pagutannya di bibirku.

"Lepasin? Non Eliza gak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, serta dia bersama pak Berbudiin menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Sekarang saya tinggal memakai bra yang mempunyai warna putih ini, dan saya tahu sesaat lagi pembantaian pada diriku dapat lekas diawali.

Pak Bijaksanain dan Suwito yang berdiri di sisi kiri dan kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama