CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2, Hasrat-Bispak14 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku balik ke kelas. Dan ke-2  pujaan hatiku ini tidak jemu jenuhnya merayu dan menghinaku perihal Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu dan pasrah terima semuanya. Saya cuman dapat mengharap kami lekas sampai ke kelasku. Tetapi waktu kami hingga di muka pintu kelas, tau-tau saya terasa mau buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya ingin ke toilet, kelak jika ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak mesti ah… sekejap saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya telah dech, tidak boleh makin lama ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama lambaikan tangan dengan Sherly, selanjutnya masuk ke kelas.

Sherly sendiri lagi menggamit tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra seperti berikut, tetapi saya menurut saja sekalian mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang berprasangka buruk menyaksikan kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami hingga di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya tunggu Sherly membebaskan gandengan pada tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak perlu dech, saya kan hanya sekejap", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan jenis sedih, namun dia angkat tangannya.

"Iya, sampai kelak", saya menjawab sekalian angkat tanganku pula, lalu saya selekasnya ke arah toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

Waktu saya dapat masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, dan diam diam saya berasa terheran-heran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh begitu waktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya selalu masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya menunjuk satu diantara dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Sehabis saya usai buang air kecil serta mengatur pakaian dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk kembali lagi ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti saat tiba-tiba ada suatu tangan yang menahan mulutku.

Belum saya bereaksi, suatu tangan lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, tetapi pelukan ini terlampau kuat, sampai tiada perlawanan yang bermakna, saya telah terbawa masuk ke gudang yang berada pada sisi toilet, tempat di mana Vera tidak tahu dicabuli atau sedang layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menarikku ke ujung tempat ini, sampai kami berada di balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa lepaskan bekapan tangannya di mulutku, dia tekan bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak berapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Secepatnya ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini pada telinga kiriku.

Nada ini membuatku takut karena saya tahu ini nada Dedi. Saya termenung sejenak, lalu saya menggangguk perlahan. Lebih bagus saya menurutinya, karena kalaupun saya mengundang kericuhan, lalu banyak yang mengetahui saya dalam gudang ini tengah berduaan dengan Dedi, apa saja faktanya namaku pasti remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, serta saya diam saja tanpa ada usaha menyaksikan menjurus Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi sesudah tontonan itu usai, saya was-was Dedi tidak dapat membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani gairah birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati buat ngeseks waktu ini. Diam diam saya pikir bagaimana agar ini hari saya tidak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Kemungkinan saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya gak mau kedapatan pihak lain lantaran saya mengesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku lantaran saya kelamaan ada pada toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Pada saat saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi menggandeng lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku menuju yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu menyaksikan masuknya seseorang cebol langsung kukenali jadi pelayan satu diantaranya stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja merupakan Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya sekitaran 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam mengarah Jenny, Sherly, saya, namun juga siswi lain yang tengah makan di kantin. Entahlah apa yang diingini Dedi dengan menarikku ke gudang ini saat dia ketahui sang cebol ini dapat masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sekehendak hati di bangku yang berada di tengah tempat ini. Saya tidak ketahui apa yang tengah dilakukan, apa tunggu satu orang, atau dia memiliki rencana suatu hal yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya tercenung lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras jengkel. Namun anehnya Cie Fifi justru mendatangi sang cebol yang tengah tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam gak menjawab.

Tidak beberapa lama kemudian sang cebol berdiri, serta seterusnya jantungku berdebar-debar kuat lihat sebuah panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelusup masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang berada pada dalam rok Cie Fifi, pas di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya lagi melihat sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti ialah kepala sang cebol itu bergerak gerak, membikin nafsuku perlahan-lahan bangun, dan saya harus usaha mengontrol napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut serta turut gigit bibir?", tiba-tiba kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya anyar sadar kalaupun nyatanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Namun tentunya saya gak dapat melakukan hal jenis-jenis dibanding nasibku jadi jadi makin jelek. Saya gak tahu apa yang bakal berlangsung padaku kalaupun saya membuat kemelut yang membuat sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya gak dapat banyak berbuat waktu Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang serta mulai menarikku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, terkadang kasar, yang tentu tingkah Dedi ini membuatku risau serta jantungku berdetak makin cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

Saya gak berani menahan karena saya takut tepisanku mungkin menyebabkan nada yang bisa-bisa kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh semakin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi sangat kuat buatku buat kusingkirkan demikian saja. Saya menggeliang kurang kuat, fokusku buat lihat fragmen erotis di hadapanku ini mulai bubar lantaran saya sendiri mulai terangsang karena tingkah Dedi yang tetap meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya memandang menjurus Cie Fifi. Nyatanya dia lagi pejamkan mata serta mendesah tidak karuan sekalian memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang jelas ialah kepala sang cebol.

Meski jantungku berdetak cepat memandang itu seluruh, terasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, dan saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Namun dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih menempel kuat serta lagi memberi remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai rusuh serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi tentu, saya mulai menderita gara-gara rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya pilih stop menggerakkan badanku, namun saya coba menggenggam dan menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada maknanya buat Dedi, namun saya gak pengin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di bab erotis di depanku. Tidak tahu mulai sejak kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang tergelintang di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu nyata celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengerang dengan muka seperti membatasi sakit saat sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan dalam rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta sekarang sang cebol itu entahlah sedang menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi memikat dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini makin jadi beres.  Saya sudah terangsang, tidak tahu sebab remasan nakal yang sudah dilakukan Dedi pada ke-2  payudaraku, atau lantaran pikiranku yang melayang-layang memikirkan apa yang terjadi di rok Cie Fifi itu.

Serta badanku menggigil sewaktu saya hampir gak dapat meredam diriku buat mendesah sebab Dedi mencium tengkuk leherku, dan situasi jadi lebih susah untukku saat saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalan Deritaku

"Saya pula anyar tahu sekitaran dua minggu kemarin, bila bu Fifi itu bisa juga difungsikan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Pengin rasanya saya menampar Dedi karena kata-katanya yang sangat kurang ajar itu. Tetapi saya tidak berani mengerjakannya, selain saya takut kehadiranku di sini tertangkap oleh Cie Fifi dan terpenting sang cebol, saya tidak mau terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta membuat nasibku lebih jelek.

Karena itu saya cuma dapat memandang Dedi dengan jengkel, namun bibirku malahan dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta menghentikan rintihanku. Saya cuman dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku hingga ia suka.

Namun waktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengontrol napasku sepelan kemungkinan supaya dengusan napasku ini tidak hingga kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar suara sang cebol, yang tanpa ada malu memerintah Cie Fifi secara langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali mencermati mereka. Telunjuk sang cebol bergerak ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menghardik di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyetujui.

Meskipun raut paras Cie Fifi nampak jengkel, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menopangkan ke-2  tangannya di lantai. Lantas Cie Fifi merendahkan badannya dan menggantungkan kepalanya di ke-2  tangannya yang saat ini terlipat tetapi tetap menyangga di lantai.

Tanpa ada bercakap apa manalagi, sang cebol melepaskan celana panjang serta celana dalamnya yang rada kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu serta mengungkap rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan sekalipun dari Cie Fifi di saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, dan sejenak kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah mulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan dan rintihan Cie Fifi. Tidak tahu semenjak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun jika sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak bertanya-tanya memandang sikap sang cebol yang berani serta sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak pernah mengira Cie Fifi yang tiap hari nampak demikian ramah dan enerjik, rupanya menyimpan kasus yang gak selisih jauh denganku. Saya terasa belas kasih di Cie Fifi kendati pun dari percakapan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Akan tetapi sebuah remasan kurang ajar di ke-2  payudaraku ini menyadarkanku kalaupun saat ini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pun pengin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia selalu meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Dan kata-kata Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi akan memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terpikir intimidasi Dedi di dalam tempat tambal ban itu, serta hal demikian membuatku cemas karena selekasnya saya dapat mendapatkan problem jika Dedi mengenal saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terpikir mengenai beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana langkahnya saya meminta agar Dedi ingin dengar alasanku serta tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mendesah sampai saya kembali memerhatikan Cie Fifi.

Rupanya sang cebol tengah semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali menggeliang kesakitan saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan geram pada Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi dongkol, serta dia cuma tersenyum senyuman, kayaknya dia puas sesudah buat ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, membuat kondisi di gudang ini jadi sedikit ribut, karena itu saya pikir ini saat yang cocok untuk mengemukakan niat serta alasanku di Dedi tanpa takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

"Ded, saya barusan itu sekedar pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya diomelin sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sembari memandang Dedi dan menanggalkan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, nampaknya dia tengah pikir.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya lekas turunkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya termangu sebentar menyaksikan penis itu telah ereksi, serta saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… dikarenakan kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit risi pula dengar rayuan cabul Dedi. Namun saya tidak ingin menghabiskan waktu, saya lekas mulai memikat penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, dan sewaktu saya melirik ke mereka, saya memandang sang cebol sedang menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari beberapa punya beberapa pejantan yang sudah menyetubuhiku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, semenjak barusan Cie Fifi cuman mendesah atau mengerang saja, tetapi tidak hingga sampai melenguh layaknya seperti wanita yang tengah alami orgasme. Apa sebab penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama