CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2, Hasrat-Bispak14 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya terasa tidak ingin menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, namun kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu memikirkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, serta tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya justru semakin terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya di saat Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya karena kesenangan pentil saya dimain-mainkan, mengakibatkan perkataan saya sudah tidak terselesaikan,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya membikin kamu lebih sedap di sini ya?"


Juragan membuka kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba kalaupun begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2

Saya tidak pernah disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu hal yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan selalu memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Memanglah, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, dan tidak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap serta sangatlah nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya setelah itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah-engah, setelah ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, sinting tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sembari omong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Dan tiba-tiba saja, Juragan telah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Benar-benar saya belum ketahui banyak berkenaan tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan mengatakan, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… tetapi tidak bakalan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu pengin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa ada menanti jawaban, menerobos lebih dalam ke anu saya. Saya hanya dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya terlihat bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Seterusnya Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, makin lama jadi cepat. Tubuh saya digoyang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya hingga sampai gak dapat bicara, hanya dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha mohon Juragan gak boleh kencang-kencang, namun beliau tidak dengerin. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa tidak sejak dulu saja, ya?Tebersit ingatan sesuai itu dalam kepala saya. Tetapi saya lewatkan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta mohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah Kedengarannya saya. Muka saya pastilah terlihat asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.


"Hah… uh… Marilah terus Denok… saya puas ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin lebih hasrat. Kamu juga sukai, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"Denokh… uh… kelak jika telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu jika kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa artinya Juragan, serta gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat karena dientot Juragan. Namun gak lama lantas saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya tambah suka nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa cakepg saya saat saya menjerit kesenangan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Dan pada akhirnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya dan bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sekalian memakai pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu pengin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan buat membayar sewaan kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga kemudian kemampuan saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, gantengg saya sudah tentu nggak karuan. Bedak saya sampai luntur serta menempel di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk mencermati saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan dan tergesa-gesa turun. Di bawah, di muka toko semakin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya tidak berani hadapi mereka, manalagi cocok awut-awutan ini. Saya hingga sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewaan. Ee, nyatanya ibu pemilik kontrak kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok amburadul begitu? Habis ngapain kamu?"


Seluruhnya pertanyaannya saya lewatkan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya terus mabur ke kamar. Saya lekas membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya kerjakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewa 3 bulan. Apa saya bersedih atau malu? Apa saya harusnya berduka atau malu? Tidak tahulah… Namun yang terjadi justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini kejadian kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya masih cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap waktu saya perlu uang, saya gak kembali enggan-segan tawarkan tubuh saya ke laki laki.  saya mengetahui ini tidak betul, serta semestinya saya stop, namun bujukan duwit terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tidak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga di kenal menjadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Telah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah orang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya bila ia ingin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ujarnya sembari menyentuh kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang berada di sana, sekedar ia dan seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang gak laku-laku dicarter sebab terletak begitu ke dalam.  Saya membuka antara lainnya serta saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka memohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertama?"


"Ah, gak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya gak peduli… yang saya pikirkan hanya kerja seperti berikut lebih mudah memperoleh duit. Saya pun tidak pernah berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya tahu itu sesungguhnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Dan setelah itu, saya dapat uang. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin profesional menjadi lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Dan saya juga jadi kian dekat sama mereka semua. 

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya seperti nyimpan semuanya rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya hingga tahu pekerjaan rumah tangga mereka.  saya mengetahui beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun apabila sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya pula beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal baru. Semisalnya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol.  jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertama cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Meminta ampun sakitnya. Tetapi semakin lama kebiasa juga.  Saya pun jadi kian tahu dengan Juragan. Wanita yang berada pada poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah mati. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya cuman mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian  seperti saya. Saya pula jadi tahu jika dahulu, waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah suka orang penari juga.  Hanya saat itu Juragan belum punyai apapun, manalagi penari itu pula simpanan orang camat. Juragan sekedar dapat melihat serta kagum pada dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali lantaran itu pula Juragan terus memohon saya gunakan kemeja dan dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut serta puas kalaupun dapat buat Juragan suka. Semakin hari saya tambah terlarut di kehidupan selaku penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pelepasan hasrat laki laki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, namun tubuh saya lagi mohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya masih melaksanakannya cuma karena uang. Semakin lama saya kian kritis. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2

Sudah tidak terhitung orang yang buang benih di kandung saya. Saya lantas semakin berani. Pada akhirnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, dan saya lantas hamil… Lumrah, bila ingat telah demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Namun saya terus melacur walau perut saya menjadi membesar. Serta saya  selalu ada ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah mulai mencolok, serta beliau terlihat rada waswas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memacu saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertamanya beliau setubuhi saya. Namun saat ini, pada seluruhnya konsumen saya, saya sekedar dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula gak tahu. Kemungkinan sebab selepas Simbok mati, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Tergolong saat ini, waktu beliau tengah senggama dengan saya, sembari gantenggnya risau. Rasanya saya ingin membuat beliau tidak waswas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun selepas saya serta Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi peristiwa yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, namun tetap keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Tetapi saya mbandel. Saya tidak sadarkan diri di jalan. Yang pasti ada yang memandang dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan saat memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun karena masih lemas. Seterusnya Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan ngomong itu semuanya sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Jika bukan dikarenakan yang pertamanya kali itu, kamu tidak mesti hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama